01 April, 2021

Tips Agar Kucing Melatih Cakarnya di Tempat yang Semestinya

Banyak pemilik kucing peliharaan yang tidak menyadari bahwa kucingnya sering mencakar perabotan rumah tangga, mulai dari kaki kursi, gorden, sofa, sampai ban motor atau mobil 😭. Tentu saja hal tersebut membuat berang majikannya. Pemilik rumah baru menyadari banyak barang kesayangannya yang baret akibat cakaran kucing di luar kewajaran. Ini mirip-mirip dengan kucing yang kencing atau berak sembarangan.


Kucing pada umumnya menganggap kegiatan mencakar benda apapun di sekitarnya sebagai rutinitas, tidak hanya saat menjadi kucing liar, melainkan juga kucing peliharaan. Kegiatan tersebut ternyata bermanfaat untuk:

1. Mengasah cakarnya agar semakin kuat dan siap menghadapi musuh (kucing pun perlu berlatih beladiri😎)

2. Melatih otot jari, kaki, sampai punggung (kucing pun perlu olahraga💪🏻)

3. Mencegah stres, sehingga mood selalu positif

4. Penanda wilayah agar musuh tidak berani mendekat.


Tentunya untuk kucing peliharaan harus diarahkan agar melatih cakarnya di tempat yang semestinya, bukan malah merusak barang yang kita dibutuhkan dan menimbulkan masalah baru. Berikut tipsnya:

1. Memberikan respons yang tepat (tanda kita kurang suka) jika kucing mencakar barang yang salah. Misal dengan bertepuk tangan sambil berteriak hush atau berkata jangan (dengan intonasi jangan terlalu keras) sambil menggerakkan telunjuk tentunya membuat kucing akan berpikir bahwa tindakannya tidak disukai oleh majikannya. Agar menjadi kebiasaan yang baik, perlu dilakukan secara berulang

2. Jika barang di rumah masih dicakar kucing, tutup dengan plastik yang diberi selotip karena kucing tidak menyukai sesuatu yang lengket dan menempel pada cakarnya

3. Alihkan perhatiannya ketika hendak mencakar, seperti mengajak bermain atau memberi makanan yang disukainya

4. Paling simpel coba semprotkan spray isi air saat kucing akan mencakar benda di sekitarnya. Air sangat dibenci kucing dan setiap akan mencakar lalu disemprot air membuat kucing berpikir ulang akan tindakannya

5. Jika masih tidak efektif, bisa memanipulasi aroma yang biasa ditandai kucing saat mau mencakar benda yang diincarnya  dengan membuat sendiri aroma tertentu dari bahan cuka, minyak sitrus, dan bawang putih, lalu disemprotkan ke daerah yang diincar kucing. Dengan demikian, kucing tersebut tidak akan ke daerah yang yang sudah diincarnya karena berpikir sudah ditandai (sumber: hot.liputan6.com). Selain itu, bisa juga dicoba aroma kulit jeruk dan pengharum ruangan

6. Menyediakan alat cakar khusus kucing, biasa disebut cat scratcher yang dijual di  petshop maupun marketplace dengan harga mulai Rp. 20 ribuan-Rp. 350 ribu. Umumnya berbentuk tiang yang diilit tali goni. Semakin mahal cat scratcher, semakin bagus, bentuknya bertingkat, dan tampak seperti taman bermain bagi kucing.

7. Beri pujian saat kucing senang bermain menggunakan cat scratcher. Sebaliknya, usir kucing saat berubah pikiran dan hendak mencakar benda kesayangan kita. Kembali arahkan untuk menggunakan cat scratcher

8. Letakkan cat scratcher  di tempat strategis yang sering didatangi dan disukai kucing, seperti sudut ruangan dan di sekitar barang-barang yang rentan terkena cakar kucing, seperti kaki kursi, kaki meja, sofa, karpet, jok motor, sampai ban kendaraan

9. Membeli spray pengusir kucing, dijual di petshop maupun marketplace dengan harga mulai dari Rp. 40 ribuan. Nantinya spray disemprotkan ke daerah yang sering didatangi kucing dan melakukan kegiatan yang dirasa mengganggu, seperti berak/kencing sembarangan, tidur sembarangan, sampai mencakar benda sekitar. Cukup efektif membuat kucing kabur karena aroma spray yang tentunya dibenci kucing.


Ada yang berpendapat, jika keterlaluan, bisa dilakukan langkah ekstrem dan murah seperti menggunting cakar kucingnya. Tentu itu cara paling cepat agar barang terhindar dari cakaran kucing. Tapi ingat ada dampak negatifnya, seperti kucing menjadi lemah dan berkurang kekuatannya, terutama jika ada musuh mendekat. Lama kelamaan kucing menjadi tidak percaya diri, stres, dan menimbulkan masalah serta penyakit baru. Bahkan, di Eropa, kegiatan menggunting cakar kucing merupakan pelanggaran hukum yang sering tidak disadari (sumber: id.wikihow.com). Bisa dikatakan menggunting cakar kucing merupakan pelanggaran Hak Asasi Kucing 🐱.  Hukum di Indonesia tentang perawatan hewan peliharaan diatur dalam Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan terbaru Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) belum sedetail itu. Jadi, kita harus bertindak bijak jika hewan peliharaan kita melakukan sesuatu yang tidak disukai. Perhatikan sisi psikologisnya juga🙏.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Blog 1: vickycahyagi.com

Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com

Blog 3: listrikvic.blogspot.com




02 November, 2020

Chaplin Kucing Penakut

Salah satu kucing kampung peliharaan saya bernama Chaplin. Sebenarnya bukan hewan peliharaan, tetapi lebih tepatnya hewan liar tak diundang dari rumah sebelah tiba-tiba menetap dan sok kenal hehe... Penyebabnya karena pemilik rumah sebelah sudah pindah dan tidak memberi makan kucing, sementara di rumah saya banyak sumber makanan menggiurkan bagi para kucing, serta testimoni mulut ke mulut dari kucing lainnya yang terlebih dahulu dipelihara🤪.


Oh iya, sebelumnya mengapa kucing tersebut dinamakan Chaplin? karena kucing tersebut memiliki motif kumis berwarna hitam di dekat hidung seperti komedian legend asal Inggris mendiang Charlie Chaplin. Di samping itu, warna bulunya kombinasi hitam dan putih seperti jas yang digunakan Chaplin. Dan di luar negeri sana, kucing Chaplin (biasa disebut Chaplin cat) cukup populer dan banyak penggemarnya juga.


Kucing liar umumnya terbiasa hidup jauh dari kontak manusia, sehingga cenderung takut berlebihan kepada manusia, termasuk kepada si pemeliharanya (jika kucing liar tersebut dipelihara), walau ada juga kucing liar yang bersahabat terhadap manusia. Ada juga faktor lain seperti sifat bawaannya yang mudah stres dan kucing liar tersebut pernah dizalimi oleh manusia sehingga menjadi trauma jika bertemu manusia. Sehingga, ketika disentuh manusia, umumnya kucing liar menganggap manusia akan berbuat jahat, sehingga menjadi agresif dan siap menyerang balik. Hal itulah yang juga terjadi pada kucing Chaplin yang sama sekali sulit diajak berinteraksi dan bermain dengan manusia. Tapi pas butuh makan, dia akan datang dengan sendirinya dengan tetap waspada terhadap lingkungan sekitar, mudah curiga, dan menjaga jarak dengan manusia karena takut ditangkap hehe..


Semua kucing peliharaan saya tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah, hanya boleh di halamannya. Ketika kucing peliharaan saya tiba-tiba nyelonong masuk ruang tengah, langsung saya usir dan secara naluri mereka kabur mencari pintu keluar terdekat yang terbuka. Namun, hal itu tidak berlaku bagi kucing Chaplin. Sifat penakut kucing Chaplin menjadi-jadi saat terperangkap ke dalam ruang tengah. Ketika saya usir, bukannya berlari ke arah pintu keluar terdekat yang terbuka, justru berlari ke ruang tengah dan bersembunyi di sudut ruangan. Dicoba berbagai cara untuk mengusirnya, termasuk menggunakan sapu lidi, yang terjadi kucing Chaplin semakin panik (seolah terancam) sehingga menaiki teralis jendela sampai puncaknya dan berdiam diri di sudut. Dicoba berbagai cara untuk menyuruhnya turun (termasuk dipancing makanan), tetapi kucing Chaplin tetap bergeming berdiam di tempat yang sama selama seharian tanpa makan minum, bahkan sempat berak dan kencing di situ hehe.. Baru esoknya, kucing Chaplin turun sendiri mencari pintu keluar terdekat yang sengaja dibuka sejak pagi. Sejak itu pula, kucing Chaplin tidak berani nyelonong masuk ke dalam rumah, hanya berani di halaman saja.


Hal ini menjadi pelajaran bagi saya walau senang memelihara kucing, sebaiknya tidak dibawa masuk ke dalam rumah dan juga tidak diberi celah supaya kucing tidak nyelonong masuk akibat pintu rumah terbuka. Sifat kucing liar yang dipelihara cenderung lebih penakut, mudah panik, dan pemalu tentunya sangat berbeda dengan sifat kucing rumahan sejak lahir yang lebih bersahabat terhadap manusia. Walaupun kucing Chaplin penakut, sebisa mungkin dimandikan (walau butuh perjuangan untuk menangkapnya) agar kebersihannya terjaga dan tidak menularkan kuman, baik kepada kucing peliharaan saya yang lain, maupun kepada manusia.


Artikel blog hewan peliharaan ini juga dimuat di situs berita online vivanews.co.id .

Kucing Chaplin di Rumah yang Sangat Penakut Bersembunyi di Dalam Teralis Jendela

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Blog 1: vickycahyagi.com

Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com

Blog 3: listrikvic.blogspot.com






10 Mei, 2020

Kucing Peliharaan pun Waspada Covid-19

Selama ini banyak yang menanggap hewan peliharaan seperti kucing tidak mungkin terinfeksi Covid-19. Apalagi kucing peliharaan sudah pasti lebih terjaga kebersihannya dan terjamin kebutuhan nutrisinya, sehingga daya tahan tubuhnya pun kuat. Ternyata, anggapan tersebut salah besar. Berita terakhir, tanggal 8 Mei 2020, seekor kucing peliharaan di Spanyol bernama Negrito dinyatakan positif terinfeksi virus korona. Ironisnya, penularan bukan dari sesama hewan yang terinfeksi, tapi dari manusia😱. Dalam kasus ini, Negrito tertular dari seorang profesor yang sedang melakukan otopsi pada kucing tersebut. Kasus tersebut menjadi kasus ke-6 secara global dengan sumber penularan yang sejenis, yaitu dari manusia yang terinfeksi ke kucing peliharaan (sumber: https://republika.co.id). Uniknya, belum ditemukan sumber penularan dari sesama kucing dan juga dari kucing ke manusia. Saya pun sempat heran justru kasus ini menimpa kucing peliharaan, bukan kucing liar yang sudah tentunya lebih tidak steril dari kucing peliharaan. Ternyata, masalahnya bukan steril atau kurang steril, tapi sumber penularannya dari manusia yang terinfeksi dan kucing peliharaan tersebut berada dekat dengan banyak manusia, termasuk pemilik kucing peliharaan.

Menurut Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom, kucing merupakan hewan yang paling rentan terinfeksi Covid-19😱. Akibatnya, kucing menjadi tempat tinggal yang aman bagi virus infeksius (sumber: https://surabaya.liputan6.com).

Apa saja gejalanya? kucing peliharaan yang terinfeksi Covid-19 umumnya mengalami diare, mual, muntah, dan gangguan pernapasan sekaligus. Pemilik kucing peliharaan tersebut tidak boleh membiarkan hal tersebut dan harus segera bertindak. Segera kirim sampel muntahan dan tinja kucing untuk diperiksa di laboratorium dan diketahui hasilnya. Sama seperti manusia, kucing peliharaan yang terinfeksi tersebut perlu diisolasi secara mandiri. Ada kasus setelah 9 hari isolasi mandiri, gejala menghilang dan kucing peliharaan sembuh total.

Anak Kucing dan Animasi Covid-19. Foto: Anak Kucing Peliharaan Saya di Rumah

Melihat sudah beberapa kasus kucing peliharaan yang terinfeksi Covid-19, tentunya perlu ada langkah antisipasi:
1. Perhatikan potensi sumber penularan, meliputi:
- Manusia yang terinfeksi Covid-19. Apalagi kedekatan antara manusia dengan kucing peliharaan harus diwaspadai
- Hewan liar seperti kelelawar
- Sesama kucing yang terinfeksi Covid-19 
- Konsumsi makanan seperti daging mentah yang tidak jelas asal-usulnya
- Interaksi kucing peliharaan dengan hewan lain

2. Menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan kucing peliharaan (termasuk rutin dimandikan)

3. Nutrisi hewan peliharaan dipenuhi. Jika perlu divaksin juga agar daya tahan tubuh semakin kuat

4. Dianjurkan untuk sering mengurung kucing peliharaan di dalam rumah. Alangkah lebih baiknya jika di dalam rumah tersebut ada taman kecil khusus kucing agar kucing tidak mudah stres. Jika kucing dibiarkan keluar, pastikan jauhkan dari oranglain yang tidak dikenal maupun hewan lain

5. Sama seperti manusia, jika kucing stres, maka daya tahan tubuh melemah dan di situ virus mudah masuk. Jadi, hindari stres

6. Hindari kontak yang tidak perlu dengan kucing peliharaan, seperti pelukan atau menjilat

7. Jangan menyentuh anjing oranglain yang tidak kita kenal. Hal ini berlaku baik bagi kucing peliharaaan maupun pemiliknya

8. Jika kucing peliharaan dilepas, maka dia akan berjemur secara otomatis dan itu bagus bagi daya tahan tubuhnya. Tapi jika sering dikurung, maka sebaiknya tetap dijemur bersama kandangnya, maksimal 20 menit. Lebih dari itu, tidak baik, justru bisa mengakibatkan kucing mudah stres dan menimbulkan penyakit baru.

Tentunya bagi setiap pemilik hewan peliharaan, khususnya kucing harus mulai menyadari akan bahaya dari Covid-19 yang ternyata dapat menginfeksi kucing dan mengetahui bagaimana langkah antisipasinya. Jikalau sudah terinfeksi, apa yang harus dilakukan. Pertanyaan terakhir, apa kucing perlu memakai masker?😁

Sumber: theconversation.com. Masker Tidak Diperlukan bagi Kucing, kalaupun Dipaksa untuk Menggunakannya, Dalam Sekejap Langsung Dirobek dengan Cakarnya karena Membuat Tidak Nyaman🐈

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:




02 April, 2020

Manfaat Memelihara Kucing yang Tidak Disadari

Bagi sebagian orang, kucing dianggap sebagai hewan yang merepotkan, membuat kotor halaman rumah akibat kencing dan berak sembarangan, bahkan sampai ada yang fobia kucing. Tapi, jika diteliti lebih lanjut, mereka tidak menyadari ada manfaat dari memelihara kucing yang tidak disadari dari perspektif agama Islam maupun psikologi:

1. Dalam Islam, kucing merupakan hewan kesayangan Rosulullah Nabi Muhammad Saw. Bahkan saking sayangnya, beliau tidak tega mengganggu kucing peliharaannya yang sedang tidur. Kucing beliau bernama Muezza. Dengan menyayangi kucing dan menjadikannya hewan peliharaan, kita akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala memelihara hewan dengan baik dan pahala melakukan kebaikan yang dicontoh Rosulullah Saw. Tapi sebaliknya, jika menyiksa kucing, dosanya pun akan berlipat, karena menyakiti hewan ciptaan Allah Swt dan menyakiti hati Rosulullah Saw yang begitu memuliakan kucing

2. Di samping itu, dengan izin Allah Swt, kucing juga dapat mendengarkan suara azan. Buktinya kucing kesayangan Rosulullah Saw mengeong saat mendengarkan azan. Masya Allah

3. Kucing bermanfaat memangsa atau minimal mengusir binatang yang dianggap mengganggu di rumah kita, seperti serangga, tikus, bahkan ular

4. Kucing bisa menetralisir aura negatif yang ada di rumah, entah itu sifat emosian dan stres dari pemilik rumah, maupun jin jahat

5. Kucing terbukti ampuh sebagai terapi penyakit tertentu, terutama yang berkaitan dengan psikologi, kejiwaan, dan emosi manusia. Bagi orang yang memiliki sifat temperamen, memelihara kucing efektif untuk meminimalisir sifat temperamen. Bahkan, bagi yang mengalami insomnia, memelihara kucing menjadi terapi yang efektif

6. Saat di rumah sedang sendiri, maka kucing menjadi teman yang tepat untuk meminimalisir rasa kesepian dan khawatir takut ini itu

7. Bagus untuk melatih empati dan kepekaan anak agar saat dewasa menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar

8. Kucing sebagai ladang bersedekah untuk menarik rezeki, minimal dengan memberi makanan sisa yang masih layak, seperti sisa daging dan tulang ayam

9. Dengan memandikan kucing dan bermain dengan kucing di taman membuat tubuh kita bergerak aktif dan berkeringat. Sebagai salah satu bentuk olahraga ringan juga

10. Kucing dibenci ular, sehingga jika ada ular di sekitar rumah kita, maka kucing cukup efektif untuk mengusir ular, terutama ular kecil.


Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:













12 Maret, 2020

Memindahkan Kucing Liar yang Meresahkan

Saya lebih senang menggunakan kata "memindahkan" daripada kata "membuang" terhadap kucing liar yang dianggap meresahkan, karena bagaimanapun kucing adalah makhluk hidup, bukan benda mati maupun sampah. Menjadi istimewa karena kucing adalah hewan kesayangan Nabi Muhammad Saw.

Keberadaan kucing liar dirasa meresahkan jika sering datang ke rumah dan:
1. Mulai merusak atap rumah
2. Berisik terutama di malam hari
3. Mengganggu kucing peliharaan di rumah (sering berkelahi, biasanya kucing rumahan dalam posisi kalah dan dikejar)
4. Mengganggu kucing betina yang dipelihara di rumah dan sedang dalam musim kawin. Pasti berisik, bisa merusak atap rumah, dan mengundang seluruh kucing jantan (termasuk kucing liar) di dekat rumah untuk datang hehe..
5. Khawatir rabies dan menularkan virus atau bakteri jahat, tidak hanya kepada hewan peliharaan, tapi juga manusia
6. Membuang kotoran sembarangan
7. Tidak beretika, suka mencuri makanan, padahal dihidangkan untuk manusia, suka berbuat onar, dan ngajak ribut kucing jantan peliharaan (persis seperti kelakuan preman jalanan yang suka memperebutkan wilayah atau anak-anak nakal yang suka nongkrong, berisik, dan berbuat iseng). Dalam dalam Bahasa Sunda biasa disebut dengan istilah ucing gering yang berarti kucing sakit karena kelakuannya yang kurang baik atau bahasa kekiniannya ga ada akhlak🤪. Tidak semua kucing liar seperti itu, ada yang cenderung sopan dan menunggu saat diberi makan.

Solusi:
1. Sela-sela atap rumah harus segera ditutup agar tidak dapat dimasuki kucing liar
2. Jika kucing liar mudah ditangkap, baiknya dimasukkan kandang khusus dan kandang harus terkunci rapat. Kucing liar seringkali suka memberontak dan bisa kabur jika ikatan kandang kurang kuat
3. Alternatif lain bisa juga dimasukkan ke kardus dan karung beras, tapi berisiko lepas karena karung beras mudah jebol dan kardus ikatannya kurang kuat. Atau kalau ingin lebih kuat bisa menggunakan karung goni
4. Usahakan kandang (kucing liar) ditutup kain agar kucing tidak melihat keluar. Jika dibiarkan melihat keluar, kucing kemungkinan besar akan balik lagi. Saya pernah memindahkan kucing yang dimasukkan ke kardus lalu dibawa menggunakan mobil dan dipindahkan ke pinggir tol tapi matanya tetap bisa melihat keluar. Akibatnya kucing balik lagi ke rumah dalam jangka waktu seminggu🤪. Padahal jarak dari rumah ke tol memakan waktu sekitar 20 menit menggunakan mobil
5. Usahakan kucing dipindahkan ke jalan bercabang dan dekat pasar (agar teralihkan mencari makanan dan kemungkinan kembali kecil)
6. Jika kucing liar sulit ditangkap, perlu dipancing makanan kesukaannya. Biasanya kewaspadaan kucing berkurang, maka kesempatan untuk menangkapnya. Jika tidak bisa menggunakan tangan sendiri, bisa menggunakan alat jaring khusus yang menyerupai ring basket🤪. Alat tersebut memang langka, saya cari di online memang jarang yang jual, seringnya yang berdiameter lebih kecil (penangkap kelinci). Mungkin harus merakit sendiri. 

Source: Tribunnews.com


Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:




06 Februari, 2020

Mulut Kucing Berliur

Kondisi kesehatan kucing yang bermasalah dapat dilihat dari mulutnya. Jika mulut mengeluarkan air liur secara berlebihan, hampir dipastikan kucing sedang sakit
Mulut Kucing Berliur. Sumber: hobibinatang.com
Penyakit/gangguan yang kemungkinan muncul adalah:
1. Masalah gigi dan gusi
- Sariawan
- Gigi berlubang
- Radang gusi
2. Dehidrasi akibat kurang minum
3. Stres
4. Gangguan pernapasan
5. Penyakit dalam

Kondisi tersebut jangan dibiarkan, apalagi jika nafsu makannya juga menurun. Kucing seringkali bersembunyi jika sakit semakin parah dan akan menemui ajalnya. Jadi, segera bawa ke dokter hewan terdekat sebelum keadaan bertambah parah.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Kucing yang Dilepas Balik Lagi

Istilah dilepas sepertinya konotasi yang lebih halus daripada dibuang. Saya terpaksa pernah melepas kucing jantan yang bernama Belang (foto sudah terhapus) karena di rumah sudah kebanyakan kucing dan sering berantem juga. Belang dimasukkan ke kandang kucing tanpa ditutup koran dan diletakkan di dalam mobil bagian belakang untuk dilepas ke daerah pinggiran tol (20 menit dari rumah). Lalu apa yang terjadi? Sekitar seminggu kemudian kucing balik lagi ke rumah tanpa kekurangan apapun hehe... Kesalahan utamanya adalah saat di mobil, kucing dibiarkan melihat secara bebas, dan dengan penglihatan yang tajam dia bisa balik lagi walau membutuhkan waktu sekitar seminggu.
Sumber: brilio.net
Alasan ilmiah kucing yang dilepas bisa balik lagi:
1. Kucing ahli navigasi, tidak hanya penglihatan tapi juga penciuman. Tapi memang utamanya di penglihatan
2. Daya ingat yang kuat

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya: