02 November, 2020

Chaplin Kucing Penakut

Salah satu kucing kampung peliharaan saya bernama Chaplin. Sebenarnya bukan hewan peliharaan, tetapi lebih tepatnya hewan liar tak diundang dari rumah sebelah tiba-tiba menetap dan sok kenal hehe... Penyebabnya karena pemilik rumah sebelah sudah pindah dan tidak memberi makan kucing, sementara di rumah saya banyak sumber makanan menggiurkan bagi para kucing, serta testimoni mulut ke mulut dari kucing lainnya yang terlebih dahulu dipelihara🤪.


Oh iya, sebelumnya mengapa kucing tersebut dinamakan Chaplin? karena kucing tersebut memiliki motif kumis berwarna hitam di dekat hidung seperti komedian legend asal Inggris mendiang Charlie Chaplin. Di samping itu, warna bulunya kombinasi hitam dan putih seperti jas yang digunakan Chaplin. Dan di luar negeri sana, kucing Chaplin (biasa disebut Chaplin cat) cukup populer dan banyak penggemarnya juga.


Kucing liar umumnya terbiasa hidup jauh dari kontak manusia, sehingga cenderung takut berlebihan kepada manusia, termasuk kepada si pemeliharanya (jika kucing liar tersebut dipelihara), walau ada juga kucing liar yang bersahabat terhadap manusia. Ada juga faktor lain seperti sifat bawaannya yang mudah stres dan kucing liar tersebut pernah dizalimi oleh manusia sehingga menjadi trauma jika bertemu manusia. Sehingga, ketika disentuh manusia, umumnya kucing liar menganggap manusia akan berbuat jahat, sehingga menjadi agresif dan siap menyerang balik. Hal itulah yang juga terjadi pada kucing Chaplin yang sama sekali sulit diajak berinteraksi dan bermain dengan manusia. Tapi pas butuh makan, dia akan datang dengan sendirinya dengan tetap waspada terhadap lingkungan sekitar, mudah curiga, dan menjaga jarak dengan manusia karena takut ditangkap hehe..


Semua kucing peliharaan saya tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah, hanya boleh di halamannya. Ketika kucing peliharaan saya tiba-tiba nyelonong masuk ruang tengah, langsung saya usir dan secara naluri mereka kabur mencari pintu keluar terdekat yang terbuka. Namun, hal itu tidak berlaku bagi kucing Chaplin. Sifat penakut kucing Chaplin menjadi-jadi saat terperangkap ke dalam ruang tengah. Ketika saya usir, bukannya berlari ke arah pintu keluar terdekat yang terbuka, justru berlari ke ruang tengah dan bersembunyi di sudut ruangan. Dicoba berbagai cara untuk mengusirnya, termasuk menggunakan sapu lidi, yang terjadi kucing Chaplin semakin panik (seolah terancam) sehingga menaiki teralis jendela sampai puncaknya dan berdiam diri di sudut. Dicoba berbagai cara untuk menyuruhnya turun (termasuk dipancing makanan), tetapi kucing Chaplin tetap bergeming berdiam di tempat yang sama selama seharian tanpa makan minum, bahkan sempat berak dan kencing di situ hehe.. Baru esoknya, kucing Chaplin turun sendiri mencari pintu keluar terdekat yang sengaja dibuka sejak pagi. Sejak itu pula, kucing Chaplin tidak berani nyelonong masuk ke dalam rumah, hanya berani di halaman saja.


Hal ini menjadi pelajaran bagi saya walau senang memelihara kucing, sebaiknya tidak dibawa masuk ke dalam rumah dan juga tidak diberi celah supaya kucing tidak nyelonong masuk akibat pintu rumah terbuka. Sifat kucing liar yang dipelihara cenderung lebih penakut, mudah panik, dan pemalu tentunya sangat berbeda dengan sifat kucing rumahan sejak lahir yang lebih bersahabat terhadap manusia. Walaupun kucing Chaplin penakut, sebisa mungkin dimandikan (walau butuh perjuangan untuk menangkapnya) agar kebersihannya terjaga dan tidak menularkan kuman, baik kepada kucing peliharaan saya yang lain, maupun kepada manusia.


Artikel blog hewan peliharaan ini juga dimuat di situs berita online vivanews.co.id .

Kucing Chaplin di Rumah yang Sangat Penakut Bersembunyi di Dalam Teralis Jendela

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Blog 1: vickycahyagi.com

Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com

Blog 3: listrikvic.blogspot.com






10 Mei, 2020

Kucing Peliharaan pun Waspada Covid-19

Selama ini banyak yang menanggap hewan peliharaan seperti kucing tidak mungkin terinfeksi Covid-19. Apalagi kucing peliharaan sudah pasti lebih terjaga kebersihannya dan terjamin kebutuhan nutrisinya, sehingga daya tahan tubuhnya pun kuat. Ternyata, anggapan tersebut salah besar. Berita terakhir, tanggal 8 Mei 2020, seekor kucing peliharaan di Spanyol bernama Negrito dinyatakan positif terinfeksi virus korona. Ironisnya, penularan bukan dari sesama hewan yang terinfeksi, tapi dari manusia😱. Dalam kasus ini, Negrito tertular dari seorang profesor yang sedang melakukan otopsi pada kucing tersebut. Kasus tersebut menjadi kasus ke-6 secara global dengan sumber penularan yang sejenis, yaitu dari manusia yang terinfeksi ke kucing peliharaan (sumber: https://republika.co.id). Uniknya, belum ditemukan sumber penularan dari sesama kucing dan juga dari kucing ke manusia. Saya pun sempat heran justru kasus ini menimpa kucing peliharaan, bukan kucing liar yang sudah tentunya lebih tidak steril dari kucing peliharaan. Ternyata, masalahnya bukan steril atau kurang steril, tapi sumber penularannya dari manusia yang terinfeksi dan kucing peliharaan tersebut berada dekat dengan banyak manusia, termasuk pemilik kucing peliharaan.

Menurut Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom, kucing merupakan hewan yang paling rentan terinfeksi Covid-19😱. Akibatnya, kucing menjadi tempat tinggal yang aman bagi virus infeksius (sumber: https://surabaya.liputan6.com).

Apa saja gejalanya? kucing peliharaan yang terinfeksi Covid-19 umumnya mengalami diare, mual, muntah, dan gangguan pernapasan sekaligus. Pemilik kucing peliharaan tersebut tidak boleh membiarkan hal tersebut dan harus segera bertindak. Segera kirim sampel muntahan dan tinja kucing untuk diperiksa di laboratorium dan diketahui hasilnya. Sama seperti manusia, kucing peliharaan yang terinfeksi tersebut perlu diisolasi secara mandiri. Ada kasus setelah 9 hari isolasi mandiri, gejala menghilang dan kucing peliharaan sembuh total.

Anak Kucing dan Animasi Covid-19. Foto: Anak Kucing Peliharaan Saya di Rumah

Melihat sudah beberapa kasus kucing peliharaan yang terinfeksi Covid-19, tentunya perlu ada langkah antisipasi:
1. Perhatikan potensi sumber penularan, meliputi:
- Manusia yang terinfeksi Covid-19. Apalagi kedekatan antara manusia dengan kucing peliharaan harus diwaspadai
- Hewan liar seperti kelelawar
- Sesama kucing yang terinfeksi Covid-19 
- Konsumsi makanan seperti daging mentah yang tidak jelas asal-usulnya
- Interaksi kucing peliharaan dengan hewan lain

2. Menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan kucing peliharaan (termasuk rutin dimandikan)

3. Nutrisi hewan peliharaan dipenuhi. Jika perlu divaksin juga agar daya tahan tubuh semakin kuat

4. Dianjurkan untuk sering mengurung kucing peliharaan di dalam rumah. Alangkah lebih baiknya jika di dalam rumah tersebut ada taman kecil khusus kucing agar kucing tidak mudah stres. Jika kucing dibiarkan keluar, pastikan jauhkan dari oranglain yang tidak dikenal maupun hewan lain

5. Sama seperti manusia, jika kucing stres, maka daya tahan tubuh melemah dan di situ virus mudah masuk. Jadi, hindari stres

6. Hindari kontak yang tidak perlu dengan kucing peliharaan, seperti pelukan atau menjilat

7. Jangan menyentuh anjing oranglain yang tidak kita kenal. Hal ini berlaku baik bagi kucing peliharaaan maupun pemiliknya

8. Jika kucing peliharaan dilepas, maka dia akan berjemur secara otomatis dan itu bagus bagi daya tahan tubuhnya. Tapi jika sering dikurung, maka sebaiknya tetap dijemur bersama kandangnya, maksimal 20 menit. Lebih dari itu, tidak baik, justru bisa mengakibatkan kucing mudah stres dan menimbulkan penyakit baru.

Tentunya bagi setiap pemilik hewan peliharaan, khususnya kucing harus mulai menyadari akan bahaya dari Covid-19 yang ternyata dapat menginfeksi kucing dan mengetahui bagaimana langkah antisipasinya. Jikalau sudah terinfeksi, apa yang harus dilakukan. Pertanyaan terakhir, apa kucing perlu memakai masker?😁

Sumber: theconversation.com. Masker Tidak Diperlukan bagi Kucing, kalaupun Dipaksa untuk Menggunakannya, Dalam Sekejap Langsung Dirobek dengan Cakarnya karena Membuat Tidak Nyaman🐈

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:




02 April, 2020

Manfaat Memelihara Kucing yang Tidak Disadari

Bagi sebagian orang, kucing dianggap sebagai hewan yang merepotkan, membuat kotor halaman rumah akibat kencing dan berak sembarangan, bahkan sampai ada yang fobia kucing. Tapi, jika diteliti lebih lanjut, mereka tidak menyadari ada manfaat dari memelihara kucing yang tidak disadari dari perspektif agama Islam maupun psikologi:

1. Dalam Islam, kucing merupakan hewan kesayangan Rosulullah Nabi Muhammad Saw. Bahkan saking sayangnya, beliau tidak tega mengganggu kucing peliharaannya yang sedang tidur. Kucing beliau bernama Muezza. Dengan menyayangi kucing dan menjadikannya hewan peliharaan, kita akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala memelihara hewan dengan baik dan pahala melakukan kebaikan yang dicontoh Rosulullah Saw. Tapi sebaliknya, jika menyiksa kucing, dosanya pun akan berlipat, karena menyakiti hewan ciptaan Allah Swt dan menyakiti hati Rosulullah Saw yang begitu memuliakan kucing

2. Di samping itu, dengan izin Allah Swt, kucing juga dapat mendengarkan suara azan. Buktinya kucing kesayangan Rosulullah Saw mengeong saat mendengarkan azan. Masya Allah

3. Kucing bermanfaat memangsa atau minimal mengusir binatang yang dianggap mengganggu di rumah kita, seperti serangga, tikus, bahkan ular

4. Kucing bisa menetralisir aura negatif yang ada di rumah, entah itu sifat emosian dan stres dari pemilik rumah, maupun jin jahat

5. Kucing terbukti ampuh sebagai terapi penyakit tertentu, terutama yang berkaitan dengan psikologi, kejiwaan, dan emosi manusia. Bagi orang yang memiliki sifat temperamen, memelihara kucing efektif untuk meminimalisir sifat temperamen. Bahkan, bagi yang mengalami insomnia, memelihara kucing menjadi terapi yang efektif

6. Saat di rumah sedang sendiri, maka kucing menjadi teman yang tepat untuk meminimalisir rasa kesepian dan khawatir takut ini itu

7. Bagus untuk melatih empati dan kepekaan anak agar saat dewasa menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar

8. Kucing sebagai ladang bersedekah untuk menarik rezeki, minimal dengan memberi makanan sisa yang masih layak, seperti sisa daging dan tulang ayam

9. Dengan memandikan kucing dan bermain dengan kucing di taman membuat tubuh kita bergerak aktif dan berkeringat. Sebagai salah satu bentuk olahraga ringan juga

10. Kucing dibenci ular, sehingga jika ada ular di sekitar rumah kita, maka kucing cukup efektif untuk mengusir ular, terutama ular kecil.


Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:













12 Maret, 2020

Memindahkan Kucing Liar yang Meresahkan

Saya lebih senang menggunakan kata "memindahkan" daripada kata "membuang" terhadap kucing liar yang dianggap meresahkan, karena bagaimanapun kucing adalah makhluk hidup, bukan benda mati maupun sampah. Menjadi istimewa karena kucing adalah hewan kesayangan Nabi Muhammad Saw.

Keberadaan kucing liar dirasa meresahkan jika sering datang ke rumah dan:
1. Mulai merusak atap rumah
2. Berisik terutama di malam hari
3. Mengganggu kucing peliharaan di rumah (sering berkelahi, biasanya kucing rumahan dalam posisi kalah dan dikejar)
4. Mengganggu kucing betina yang dipelihara di rumah dan sedang dalam musim kawin. Pasti berisik, bisa merusak atap rumah, dan mengundang seluruh kucing jantan (termasuk kucing liar) di dekat rumah untuk datang hehe..
5. Khawatir rabies dan menularkan virus atau bakteri jahat, tidak hanya kepada hewan peliharaan, tapi juga manusia
6. Membuang kotoran sembarangan
7. Tidak beretika, suka mencuri makanan, padahal dihidangkan untuk manusia, suka berbuat onar, dan ngajak ribut kucing jantan peliharaan (persis seperti kelakuan preman jalanan yang suka memperebutkan wilayah atau anak-anak nakal yang suka nongkrong, berisik, dan berbuat iseng). Dalam dalam Bahasa Sunda biasa disebut dengan istilah ucing gering yang berarti kucing sakit karena kelakuannya yang kurang baik atau bahasa kekiniannya ga ada akhlak🤪. Tidak semua kucing liar seperti itu, ada yang cenderung sopan dan menunggu saat diberi makan.

Solusi:
1. Sela-sela atap rumah harus segera ditutup agar tidak dapat dimasuki kucing liar
2. Jika kucing liar mudah ditangkap, baiknya dimasukkan kandang khusus dan kandang harus terkunci rapat. Kucing liar seringkali suka memberontak dan bisa kabur jika ikatan kandang kurang kuat
3. Alternatif lain bisa juga dimasukkan ke kardus dan karung beras, tapi berisiko lepas karena karung beras mudah jebol dan kardus ikatannya kurang kuat. Atau kalau ingin lebih kuat bisa menggunakan karung goni
4. Usahakan kandang (kucing liar) ditutup kain agar kucing tidak melihat keluar. Jika dibiarkan melihat keluar, kucing kemungkinan besar akan balik lagi. Saya pernah memindahkan kucing yang dimasukkan ke kardus lalu dibawa menggunakan mobil dan dipindahkan ke pinggir tol tapi matanya tetap bisa melihat keluar. Akibatnya kucing balik lagi ke rumah dalam jangka waktu seminggu🤪. Padahal jarak dari rumah ke tol memakan waktu sekitar 20 menit menggunakan mobil
5. Usahakan kucing dipindahkan ke jalan bercabang dan dekat pasar (agar teralihkan mencari makanan dan kemungkinan kembali kecil)
6. Jika kucing liar sulit ditangkap, perlu dipancing makanan kesukaannya. Biasanya kewaspadaan kucing berkurang, maka kesempatan untuk menangkapnya. Jika tidak bisa menggunakan tangan sendiri, bisa menggunakan alat jaring khusus yang menyerupai ring basket🤪. Alat tersebut memang langka, saya cari di online memang jarang yang jual, seringnya yang berdiameter lebih kecil (penangkap kelinci). Mungkin harus merakit sendiri. 

Source: Tribunnews.com


Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:




06 Februari, 2020

Mulut Kucing Berliur

Kondisi kesehatan kucing yang bermasalah dapat dilihat dari mulutnya. Jika mulut mengeluarkan air liur secara berlebihan, hampir dipastikan kucing sedang sakit
Mulut Kucing Berliur. Sumber: hobibinatang.com
Penyakit/gangguan yang kemungkinan muncul adalah:
1. Masalah gigi dan gusi
- Sariawan
- Gigi berlubang
- Radang gusi
2. Dehidrasi akibat kurang minum
3. Stres
4. Gangguan pernapasan
5. Penyakit dalam

Kondisi tersebut jangan dibiarkan, apalagi jika nafsu makannya juga menurun. Kucing seringkali bersembunyi jika sakit semakin parah dan akan menemui ajalnya. Jadi, segera bawa ke dokter hewan terdekat sebelum keadaan bertambah parah.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Kucing yang Dilepas Balik Lagi

Istilah dilepas sepertinya konotasi yang lebih halus daripada dibuang. Saya terpaksa pernah melepas kucing jantan yang bernama Belang (foto sudah terhapus) karena di rumah sudah kebanyakan kucing dan sering berantem juga. Belang dimasukkan ke kandang kucing tanpa ditutup koran dan diletakkan di dalam mobil bagian belakang untuk dilepas ke daerah pinggiran tol (20 menit dari rumah). Lalu apa yang terjadi? Sekitar seminggu kemudian kucing balik lagi ke rumah tanpa kekurangan apapun hehe... Kesalahan utamanya adalah saat di mobil, kucing dibiarkan melihat secara bebas, dan dengan penglihatan yang tajam dia bisa balik lagi walau membutuhkan waktu sekitar seminggu.
Sumber: brilio.net
Alasan ilmiah kucing yang dilepas bisa balik lagi:
1. Kucing ahli navigasi, tidak hanya penglihatan tapi juga penciuman. Tapi memang utamanya di penglihatan
2. Daya ingat yang kuat

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Waspada VIrus Toxoplasma pada Kucing

Terkadang kita cukup memahami bahwa kucing kampung liar berpotensi menularkan virus toksoplasma kepada manusia, tapi kurang menyadari bahwa kucing kampung liar tersebut juga berpotensi menularkan toksoplasma kepada hewan peliharaan di rumah.

Kucing yang terinfeksi toksoplasma secara alami mengeluarkan parasit bersama kotoran. Akan tetapi, tetap saja ada parasit yang tertinggal di bulu dan berpotensi menular melalui sentuhan. Jika tertular kepada manusia, maka manusia yang terinfeksi akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, radang tenggorokan, dan gejala flu lainnya. Bahkan, menjadi lebih berbahaya lagi jika yang terinfeksi sedang hamil karena berpotensi keguguran.
Toksoplasma. Sumber: doktersehat.com
Pengobatan:
- Penderita bisa pulih secara alami dalam 6 minggu dengan memperhatikan pola makan, minum,dan istirahat. Jika tidak ada perubahan, harus diperiksakan ke dokter
- Namun untuk penderita yang hamil harus segera diperiksakan ke dokter dikhawatirkan akan terjadi komplikasi

Antisipasi:
- Hindari kontak dengan kucing liar dan hewan liar lainnya
- Hindari kucing peliharaan memakan tikus dan bersentuhan dengan hewan liar
- Mandikan kucing peliharaan secara rutin
- Selalu mencuci tangan setelah menyentuh kucing peliharaan

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Penyakit Jamur Kulit Pada Kucing Bersifat Menular

Ciri khas penyakit jamur kulit / ringworm pada kucing adalah munculnya bulatan merah di kulit dan kucing sering menggaruknya akibat gatal terus-menerus. Penyakit ini bersifat menular melalui sentuhan kulit. Kucing yang masih muda dan hamil rentan mengalami penyakit ini

Antisipasi:
- Hindarkan kebiasaan tidur dengan kucing peliharaan
- Rutin memberikan vaksin kepada kucing peliharaan
- Batasi kontak kucing peliharaan dengan hewan liar di luar
- Jaga kebersihan rumah
- Rutin memandikan dan menjemur kucing peliharaan tentunya ketika sudah sehat
- Jika kucing sudah terkena jamur kulit, segera beli salep khusus di petshop atau apotek
- Atau bisa juga berikan minyak tawon ke bagian yang terinfeksi
- Menjaga kandang tetap bersih

Sumber: satwa.id


Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Kucing menurut Islam

Kucing begitu diistimewakan dalam Agama Islam mengingat hewan imut ini merupakan hewan kesayangan Nabi Muhammad Saw. Beliau pernah berpesan bahwa hendaklah menyayangi kucing peliharaan seperti menyayangi keluarga sendiri. Menyayangi dan memelihara kucing dengan baik berarti mendapat pahala lebih dibanding menyayangi dan memelihara hewan lain, yaitu pahala memelihara hewan dengan baik dan meneladani perbuatan Rasulullah yang senang memelihara kucing.

Tapi, jika sebaliknya, sengaja menyiksa kucing maka dosanya berlipat karena menzalimi hewan dan melanggar sunnah Rasul.

Lalu, apa sajakah keistimewaan lainnya:
1. Ladang berbuat sedekah
Sedekah tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga tumbuhan dan hewan, apalagi ini hewan yang disukai Rasulullah
2. Sisa air minum kucing sah untuk berwudhu dan tidak bernajis
3. Asal terlatih, efektif untuk mengusir tikus dan serangga
4. Pada kulit kucing terdapat otot untuk menolak telur bakteri
5. Lidah kucing untuk membersihkan kulit
6. Dengkuran kucing bisa untuk meredakan stres (sudah ada bukti ilmiahnya)

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Merawat Kucing Lokal agar Berbulu Indah dan Tebal

Kalau kucing impor berbulu indah dan tebal itu sudah tidak heran. Tapi, bagaimana jika hanya kucing lokal liar (kampung) tapi memiliki bulu yang indah dan tebal, itu baru luar biasa. Bagaimana perawatannya:

1. Perhatikan nutrisi
- Berikan makanan kucing terbaik, kombinasi jenis basah dan kering. Kandungan protein dan lemak sangat baik untuk bulu kucing. Tapi waspada, kebanyakan lemak juga tidak baik dan berakibat obesitas, sama seperti manusia juga
- Jika diperlukan, bisa ditambahkan suplemen minyak ikan dan vitamin E yang dibeli dari petshop
 
Kucing Lokal Berbulu Indah dan Tebal

2. Dimandikan secara rutin
- Minimal seminggu sekali
- Dengan dimandikan akan terhindar dari kerontokan akibat kuman, bakteri jahat, maupun jamur 
- Setelah dimandikan, sempatkan untuk dijemur menggunakan kandang khusus di bawah terik sinar matahari (sampai jam 9 pagi)
- Menggunakan sabun atau sampo manusia tidak dipermasalahkan selama tidak menyebabkan alergi
- Diperhatikan juga kebersihan sekitar, termasuk kotoran kucing atau tikus yang berserakan agar segera dibersihkan

3. Regenerasi bulu
Dapat dibantu dengan menyisir bulu kucing akan membantu merontokkan bulu yang sudah lama dan diganti dengan yang baru secara alami

4. Usahakan kucing selalu aktif dan tidak stres. Kucing yang terbiasa pasif dan malas bergerak rentan mengalami stres, obesitas, dan akhirnya mengalami kerontokan bulu.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

05 Februari, 2020

Kebotakan pada Kucing

Beberapa terakhir ini, salah satu kucing jantan lokal peliharaan saya, si Cowy mengalami kebotakan di daerah tengkuk sehingga terlihat sekilas warna daging, padahal di daerah lainnya normal-normal saja. Dan kucing tersebut rutin dimandikan setidaknya seminggu sekali. Sempat dicek takutnya ada kutu, ternyata tidak ada.
Bulu Kucing Peliharaan di Rumah (si Cowy) Terlihat Lebih Jarang di Bagian Tengkuk Dibandingkan Bagian Lainnya
Setelah saya mencari informasi, ternyata ada beberapa penyebab:
1. Kucing tidak mendapatkan nutrisi yang baik
Jujur saya, kucing yang saya pelihara kadang dikasih makanan kucing jenis impor yang jelas kemasan dan info nutrisinya, tapi lebih seringnya jenis lokal (umumnya tidak ada kemasan dan info nutrisi, hanya plastik putih). Mungkin saja, berganti-ganti makanan kucing antara impor dan lokal (yang nutrisinya berbeda) bisa menyebabkan kucing mengalami kerontokan. Untuk itu, saya pastikan sebelum membeli makanan kucing pastikan ada kemasan dan info nutrisinya.

2. Saat memandikan perhatikan sabun atau samponya
Bisa jadi kucing alergi jenis sampo atau sabun yang biasa digunakan untuk manusia. Amannya sih memang harus beli sabun atau sampo khusus kucing yang harganya lebih mahal dari sabun atau sampo manusia hehe.. Tapi, sejauh ini kucing saya tetap aman menggunakan sabun atau sampo manusia

3. Musim hujan kucing rentan terkena jamur
Mungkin faktor inilah yang paling memungkinkan membuat si Cowy mengalami kebotakan di bagian tengkuk. Ketika musim hujan, bakteri jahat cenderung mudah menyebar dan betah bersarang di bulu kucing. Apalagi sinar matahari cenderung redup. Solusinya ya harus segera dimandikan lalu setelah itu masuk kandang dan dijemur di bawah terik matahari (sampai jam 9 pagi). Setelah kering baru boleh dilepas. Setelah beberapa hari, bulu di tengkuk Cowy berangsur normal. Pastikan kebersihan sekitar juga terjaga. Kotoran kucing dan tikus bisa menjadi kuman jahat, tidak hanya untuk kucing, tetapi juga untuk manusia

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

24 Januari, 2020

SI Abu Kucing Angora

Si Abu merupakan kucing peliharaan jenis Angora milik tetangga saya (sekitar 4 rumah di depan rumah saya) yang dilepas begitu saja seperti kucing liar. Namun, kucing tersebut senang bermain lama di sekitar rumah saya. Padahal harus melewati 4 rumah dulu. Mungkin faktor di rumah saya banyak kucing peliharaan dan terdapat taman yang cukup luas. Uniknya, walau di rumah saya banyak kucing peliharaan yang merupakan kucing penguasa di rumah saya, si Abu cuek saja berada di wilayah lawan. Kadang mereka berkelahi (kalau begini ya harus diusir), kadang mereka akur dan ngajak bermain

Pernah suatu ketika, si Abu ini menyelinap masuk ke dalam rumah saya (lewat pintu depan yang belum tertutup rapat). Saat pintu ditutup, si Abu panik dan ingin keluar. Masalahnya si Abu ini kucing penakut dan agak gampang-gampang susah untuk menangkapnya. Setelah bisa ditangkap, saya coba foto kucing tersebut dengan pose yang ogah-ogahan. Jadi saya paksa saja agar wajahnya menghadap ke kamera dan jadilah seperti foto di bawah ini hehe..

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

22 Januari, 2020

Trio Pemalas dan Kaum Rebahan

Tiga kucing peliharaan saya sepertinya masih bersaudara, mulai dari warna bulu yang hitam putih, jenis kucingnya yang biasa saja (kucing kampung), sampai tingkah lakunya setipe, yaitu sama-sama malas bergerak alias tidur kalau sudah menjelang siang. Maklum kaum rebahan😁.


Memang kucing cenderung aktif bergerak pada malam hari dan tidur di pagi harinya. Tapi, jika terus-terusan tidur itu memang bisa disebut kucing pemalas, toh makanan sudah dijamin pemiliknya ini. Sebuah mindset  yang tidak mendidik😁. Solusinya:
1. Ya harus dipaksa diajak bermain ke taman dengan dipancing makanan & diberi tugas memangsa tikus. Tapi, harus diingat juga kucing pemalas bisa saja pertanda kondisi kucing sedang tidak sehat atau kucing sedang hamil. Nah, ketiga kucing peliharaan saya semuanya baik-baik saja, hanya memang kebiasaan buruk saja. Mau menangkap tikus pun gengsinya minta ampun, beda level, kembali lagi, lebih baik rebahan bermimpi tentang masa depan yang lebih baik😁

2. Jangan sedikit-sedikit dikasih makan, biarkan mereka berjuang terlebih dahulu, kalau perlu diajak berlari

3. Nutrisi yang baik. Bisa jadi kucing terlalu lama rebahan akibat nutrisinya kurang, ibarat manusia terkena anemia hehe..

4. Menjaga kebersihan kucing dan lingkungan sekitar, termasuk dimandikan secara rutin. Bisa jagi kucing malas bergerak akibat badannya gatal.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

21 Januari, 2020

Penyakit Kelumpuhan pada Kelinci Peliharaan Saya


Bubu, kelinci Angora jantan peliharaan saya mati akibat penyakit kelumpuhan. Itu terjadi tiba-tiba. Sore terlihat sehat, tetapi besok terserang lumpuh. Saya mendapatkan info bahwa kelumpuhan dipengaruhi oleh gizi buruk, kalsium rendah, dan vitamin D juga buruk. Rendah, sehingga kebutuhan kalsium akan diambil dari darah dan tulang, hal itulah yang menyebabkan kelumpuhan. Saya harus menjemur hewan peliharaan saya untuk menjaga kebutuhan vitamin D, namun itu sudah terlambat😢. Penyakit kelumpuhan menyebabkan nafsu makan berkurang, daya tahan tubuh rendah, dan akhirnya mati

Bubu mati Akibat Kelumpuhan saat Usianya 3 Tahun. Usia 3 Tahun Bagi Seekor kelinci Sudah Cukup Tua. Bahkan, Jika Bertahan Sampai Usia 5 Tahun Sudah Luar Biasa
Memang sebaiknya, untuk menghindari kelumpuhan adalah dengan memberikan nutrisi yang berkualitas (yang impor biasanya lebih bagus), menjaga kebersihan kandang, dan rutin menjemur kelinci berikut kandangnya.
Sumber: kelinci-womngkito.blogspot.com

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:



Penyakit Peradangan Mata pada Kelinci atau Terwelu


Kelinci / terwelu rentan terhadap penyakit mata akibat lingkungan yang kotor seperti penyakit peradangan mata Peradangan mata adalah iritasi yang disebabkan oleh bakteri yang terbawa oleh debu. Penyakit ini akan bertambah buruk jika kelinci / terwelu mengalami alergi debu. Ciri khas penyakit ini adalah mata merah, berair, mata sedikit tertutup, dan kotoran di sekitar mata. Selain itu, dapat menyebabkan nafsu makan berkurang dan daya tahan tubuh menurun. Akhirnya, bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini bisa menular ke manusia melalui udara.
  Sebelum kelinci / terwelu mengalami penyakit peradangan mata yang lebih parah, anda harus:
- Membersihkan daerah di sekitar hewan peliharaan, termasuk kandang kelinci. 
- Membersihkan kelinci / terwelu yang mengalami peradangan mata dengan air bersih, kapas, dan cotton bud
- Memberikan obat tetes mata (untuk manusia) seperti Insto, Visine, dan lain-lain untuk kelinci / terwelu yang mengalami peradangan mata
- Jika tidak efektif, berikan obat tetes mata untuk kelinci atau kelinci, seperti Cendo. Berikan pada selama tiga hari. Jika tidak sembuh, hentikan penggunaan Cendo, karena jika diteruskan, dapat menyebabkan kebutaan. Jadi, Anda membawa hewan peliharaan yang sakit ke dokter hewan
Conjunctivitis. Source: beternakkelinci.net
Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:





Penyakit Kudis pada Kelinci atau Terwelu



Kelinci atau terwelu rentan terkena penyakit kudis. Sepintas penyakit kudis mirip eksim dan sama-sama termasuk kategori penyakit kulit, padahal keduanya berbeda. Kudis membentuk luka beupa koreng, sedangkan eksim membentuk luka berupa bisul. Penyebabnya hampir sama, lingkungan yang tidak bersih dan gigitan kutu.

Penyakit kudis ditandai dengan bulatan merah yang sangat gatal dan berefek hilangnya bulu kelinci / terwelu. Penyakit ini disebabkan oleh kutu dan tungau. Ini dapat menular ke manusia melalui kutu dan tungau. Lingkungan yang kotor membuatnya lebih mudah. Kudis memiliki kesamaan dengan cacar. Jika lukanya digaruk terus menerus, akan menyebar dan semakin gatal
Scabies at Fur and Skin. Source: thebunnyhut101.com
Untuk perawatan, gunakan sarung tangan untuk mencegah kontak langsung dengan kulit. Sebelum kelinci / kelinci menjadi lebih parah, lakukan instruksi ini:
- Anda harus membersihkan kandang kelinci / terwelu yang sakit setiap hari. Karena kotoran kelinci / terwelu yang sakit berpotensi menyebarkan penyakit
- Mengeringkan kelinci / terwelu anda yang sakit di bawah terik sinar matahari. Begitu pula dengan kandangnya. Cegah kandang dari lembab dan basah
- Perawatan untuk kudis ringan diselesaikan dengan salep kulit untuk manusia atau salep kulit untuk hewan peliharaan.
- Mandikan kelinci / terwelu yang sakit dengan air yang bercampur dengan belerang sebentar
- Jika penyakit kulit lebih parah, anda harus memberikan antibiotik untuk hewan peliharaan, baik antibiotik oral atau antibiotik injeksi
- Berikan kelinci / terwelu yang sakit nutrisi yang baik

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

20 Januari, 2020

Penyakit Eksim pada Kelinci atau Terwelu


Hewan seperti kelinci atau terwelu rentan terkena penyakit eksim. Hal ini diakibatkan lingkungan sekitar yang tidak bersih atau kondisi hewan jarang dibersihkan (misal dimandikan, ditaburi bedak, bulu yang panjang dan menggulung dirapikan).

Eksim atau radang kulit adalah masalah kulit, ditandai dengan bisul. Jika bisul dihancurkan, bisa berdampak peradangan lebih luas dan mudah menular ke manusia. Selain itu, eksim dapat menyebabkan bulu kelinci menjadi rontok. Untuk perawatan, gunakan sarung tangan untuk mencegah kontak langsung dengan kulit. Sebelum kelinci / kelinci menjadi lebih parah, lakukan instruksi ini:  
- Anda harus membersihkan kandang kelinci / terwelu yang sakit setiap hari. Karena kotoran kelinci / terwelu yang sakit berpotensi menyebarkan penyakit lain.
- Jemur kandang kelinci / terwelu secara rutin
- Keringkan kelinci / terwelu anda yang sakit di bawah terik matahari (sampai jam 9 pagi) untuk mengusir kuman
 - Mengeringkannya di bawah sinar matahari kelinci / terwelu anda yang sakit 
- Bersihkan eksim pada kelinci / terwelu dengan sabun cair 
- Potong bulu kelinci / terwelu yang ditumbuhi eksim 
- Jika kelinci / terwelu memiliki luka basah, keringkan dengan seng oksida 
- Berikan salep (untuk eksim) ke semua bisul 
- Berikan kelinci / terwelu yang sakit nutrisi yang baik

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya: