02 Juni, 2022

Kelinci dan Terwelu, Serupa tapi Tak Sama

Ada yang berpendapat bahwa kelinci adalah kata lain dari terwelu maupun sebaliknya. Ternyata itu salah. Kelinci dan terwelu memang dari keluarga yang sama, yaitu Leporidae, tapi keduanya memiliki fisik dan karakter yang berbeda. Bisa dikatakan serupa tapi tak sama, ibarat lintah dan pacet, sama-sama cacing pengisap darah, tapi fisik dan karakternya berbeda.

Kelinci (Rabbit)
1. Memiliki tubuh yang lebih gempal dan kaki yang lebih pendek. Kelinci terlihat berbadan gemuk, padahal itu adalah yang wajar, terutama untuk kelinci betina. Hal itulah yang membuat kecepatan lari kelinci tidak sekencang terwelu
2. Memiliki kaki yang pendek, terlihat bantet, kalau diibaratkan seperti mobil hotrod hehe..

  
Kelinci (Rabbit) Dianalogikan Mobil Hotrod, Terlihat Bantet tapi Menggemaskan dengan Warna Bulu yang Bagus


3. Telinga kelinci lebih pendek dari telinga terwelu
4. Habitat kelinci di daerah rerumputan
5. Relatif mudah dipelihara (kelinci hias) maupun dijadikan ternak (kelinci potong untuk diambil kulit dan dagingnya)
6. Sensitif terhadap cuaca dan mudah terserang penyakit. Seringkali kelinci mati mendadak akibat salah makan dan cuaca yang buruk
7. Lebih bernilai bisnis, baik untuk dipelihara, diambil bulu, daging, maupun kulitnya
8. Bentuknya lebih menggemaskan
9. Cenderung lebih senang rebahan
10. Warna bulu lebih variatif coraknya
11. Biasanya memiliki lubang sebagai sarangnya
12. Pertumbuhan anak kelinci tidak secepat terwelu
13. Kalau ini kucing diibaratkan jenis kucing rumahan.


Terwelu/Tegalan (Hare)

1. Memiliki tubuh yang langsing dan kaki yang ramping pula, sehingga terlihat lebih proporsional dan lincah
2. Memiliki kaki yang lebih panjang dari kaki kelinci, sehingga jangkauan untuk berlari lebih baik



Terwelu (Hare) Terlihat Lebih Tinggi dan Atletis

3. Telinga terwelu lebih panjang dan ramping
4. Habitat terwelu di hutan dan alam luas, sehingga daya tahan tubuhnya cenderung lebih kuat
5. Cenderung liar, bahkan ada yang menyebutnya kelinci liar, sehingga tidak cocok untuk dipelihara
6. Jika untuk dikonsumsi, daging terwelu tidak seenak daging kelinci 
7. Cenderung lebih tahan penyakit dan cuaca
8. Tidak terlalu bernilai bisnis
9. Lebih aktif bergerak
10. Warna bulu kelabu, coklat, dan hitam
11. Sarang berupa hamparan rumput, bukan lubang
12. Anak terwelu lebih cepat mandiri
13. Kalau ini kucing diibaratkan jenis kucing liar.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:


21 April, 2022

Penyakit Mematikan Maloklusi pada Kelinci Peliharaan

Ciri khas hewan kelinci adalah memiliki gigi tonggos. Namun, jika tonggosnya tidak wajar, giginya tumbuh panjang dan bahkan melengkung, kemungkinan kelinci mengalami penyakit maloklusi. Jika terlambat ditangani, maka hewan tersebut bisa mengalami depresi, murung, tidak mau makan, terdiam, dan bisa mengalami kematian mendadak.


Apa itu penyakit maloklusi? Maloklusi merupakan penyakit pada gigi yang tumbuh memanjang secara tidak wajar, tidak beraturan, bahkan melengkung, menyebabkan kelinci kesulitan untuk mengunyah makanan, biasanya diakibatkan salah asupan makanan. Penyakit ini bisa menyerang manusia juga lho, terutama pada anak-anak dengan akibat yang berbeda tentunya, seperti tidak mendapatkan ASI, perawatan gigi yang kurang tepat, kebiasaan mengisap jempol, sampai menggunakan dot atau menyusu dengan botol sampai usia 3 tahun (sumber: aladokter.com).


Ok, kembali ke topik maloklusi pada kelinci. Penyakit ini bisa saja tanpa gejala atau memiliki gejala khusus seperti :

- Menurunnya nafsu makan

- Berat badan turun drastis

- Air liur berlebihan sampai sering keluar dari mulut

- Napas bau

- Berdasarkan pengamatan, biasanya akan kesulitan saat membersihkan diri, justru malah merusak dan merontokkan bulu

- Murung dan malas bergerak


Penyebab:

- Faktor genetik

- Makanan yang lunak dan tidak berserat

- Traumatis seperti jatuh, gigitan hewan buas, dan kecelakaan

(sumber: rajapetshop.com).

 

Penyakit maloklusi menimpa salah satu kelinci Angora jantan peliharaan saya yang bernama Caca. Jadi, setelah berusia 1 tahun, ada yang berbeda pada gigi kelinci Caca, tampak abnormal dan terlihat tumbuh panjang tidak beraturan. Melihat ada yang tidak beres, Caca dibawa ke dokter hewan terdekat. Sampai di sana, 2 gigi depam Caca yang terkena maloklusi dipotong (sebelumnya dibius dulu) dan berhasil. Menurut dokternya, kemungkinan ini penyakit genetik dan bisa juga akibat salah makan, mengakibatkan penyakit yang disebut maloklusi.  

 

Anehnya, setelah beberapa minggu, 2 gigi depan Caca kembali memanjang, akibatnya Caca kesulitan untuk mengunyah makanan, bahkan nafsu makannya menurun drastis, seketika itu juga badannya kurus kering dan tiba-tiba keesokan paginya mati mendadak sebelum sempat diperiksakan ke dokter hewan😓. Caca mati pada bulan Desember 2014, saat usianya menjelang 1 tahun. Bisa dikatakan pendek umur, karena seharusnya kelinci bisa bertahan hidup sampai 4 tahun. Caca lalu dikubur di taman belakang rumah.

Si Caca (Jantan) Mati Mendadak akibat Maloklusi


Melihat dari kejadian berulang tersebut, penyakit maloklusi pada Caca kemungkinan akibat genetik dan pemberian makanan kelinci, terutama jenis kering (pelet) yang kurang tepat dan kurang bervariasi. Harus diakui untuk makanan keringnya (pelet) ini merupakan produk lokal seadanya yang nutisinya mungkin tidak selengkap produk impor. Lalu pemberian pelet kurang dibatasi, seharusnya dibatasi dan divariasikan dengan pemberian makanan lain seperti rumput, wortel, dan sebagainya.

 

Ada hikmah yang dipetik, bahwa setiap kelinci berbeda tingkat kesehatannya (biasanya tergantung genetik), cara merawatnya harus lebih telaten daripada memelihara kucing, karena kelinci lebih sensitif dari kucing. Jarang ada kelinci yang berumur panjang (4 tahun ke atas). Kelinci punya perasaan yang tajam seperti halnya kucing. Akan tetapi, cara mengekspresikannya yang berbeda (tanpa suara, tetapi lebih ke tingkah laku). Merawat hewan peliharaan apapun merupakan bagian dari amal kebaikan karena merupakan bentuk sedekah kepada hewan, tentunya jika kita melakukannya dengan ikhlas dan senang hati. Sebaliknya, jika sengaja mengurung hewan peliharaan dan tidak diberi makan, sama saja dengan menzaliminya dan tentu saja dosa besar.

Maloklusi pada Kelinci bisa Disebut Silent Killer, Terkadang Sulit Terdeteksi

 

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:



03 Januari, 2022

Kucing Tuksedo Peliharaan

Selamat datang tahun 2022, semoga kita bisa lebih baik lagi ke depannya di segala bidang kehidupan. Aamiin. Artikel blog kali ini membahas kucing unik bercorak tuksedo. Salah satu kucing peliharaan saya adalah kucing kampung betina bernama Shadow dengan corak pakaian tuksedo hitam. Diberi nama Shadow karena terlihat gesit sehingga yang tampak hanya bayangan hitam saja hehe... Di samping itu, coraknya yang seperti bayangan, yaitu dominan hitam.

Kucing tuksedo sebetulnya bukan jenis/ras, melainkan kucing dengan corak 2 warna yang khas. Tidak terpaku pada jenis/ras tertentu. Jadi, semua jenis/ras kucing memiliki kemungkinan bercorak tuksedo.
 
Saya search di google, kucing dengan corak tuksedo yang terlihat biasa saja di Indonesia ternyata begitu "dimuliakan" di negara lain. Alasannya:
1. Kucing tuksedo menjadi ikon film animasi ternama seperti Sylvester di film Looney Toones sebagai musuh bebuyutan Tweety (si burung kenari imut) dan juga Mittens di film Bolt
2. Menjadi kucing peliharaan favorit orang-orang penting seperti Bill Clinton, Beethoven, Shakespeare, dan Newton
3. Secara psikologi dikenal sebagai kucing yang penyayang dan nyeleneh (sumber: petnyaku.com)
4. Untuk kucing tuksedo ras tertentu bisa bernilai tinggi
5. Memiliki kecerdasan yang luar biasa dan mau belajar 
6. Mudah difoto atau fotogenik. Termasuk si Shadow ini dengan foto seadanya pun terlihat fotogenik hehe...
7. Kucing terkaya justru dari kucing tuksedo. Tahun 1998, seekor kucing tuksedo bernama Sparky mendapatkan durian runtuh karena menerima warisan dari majikannya (yang meninggal dunia) sebesar 6,8 juta dolar
8. Penjelajah ulung, bahkan ada yang mencapai puncak Gunung Everest
9. Menjadi pujaan (disembah) di Mesir Kuno (sumber: petlovers.id)
10. Secara tampilan, dikenal sebagai kucing paling formal karena kemana-mana menggunakan jas😁.


Lalu, bagaimana dengan si Shadow (dinamakan seperti itu karena seperti bayangan hitam yang gesit), kucing kampung betina peliharaan di rumah? Saya perhatikan tidak jauh beda dengan kucing kampung pada umumnya, cuma memang cenderung loyal dan langka juga, sehingga tidak heran banyak kucing jantan di sekitar rumah saya mengejar si Shadow, bahkan sampai kucing Angora sekalipun, akibatnya si Shadow ini sering bunting dan melahirkan di atap rumah hehe... Lalu si Shadow juga pemberani (termasuk melawan jantan yang bertubuh besar) dan jarang sakit sebagaimana karakter kucing kampung pada umumnya. Makanannya pun tidak pemilih, wajar-wajar saja. Hanya saja, dia termasuk kucing yang sulit ditangkap akibat penakut (mungkin trauma juga) dan mudah stres jika dipegang manusia.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya: