Ciri khas hewan kelinci adalah memiliki gigi tonggos. Namun, jika tonggosnya tidak wajar, giginya tumbuh panjang dan bahkan melengkung, kemungkinan kelinci mengalami penyakit maloklusi. Jika terlambat ditangani, maka hewan tersebut bisa mengalami depresi, murung, tidak mau makan, terdiam, dan bisa mengalami kematian mendadak.
Apa itu penyakit maloklusi? Maloklusi merupakan penyakit pada gigi yang tumbuh memanjang secara tidak wajar, tidak beraturan, bahkan melengkung, menyebabkan kelinci kesulitan untuk mengunyah makanan, biasanya diakibatkan salah asupan makanan. Penyakit ini bisa menyerang manusia juga lho, terutama pada anak-anak dengan akibat yang berbeda tentunya, seperti tidak mendapatkan ASI, perawatan gigi yang kurang tepat, kebiasaan mengisap jempol, sampai menggunakan dot atau menyusu dengan botol sampai usia 3 tahun (sumber: aladokter.com).
Ok, kembali ke topik maloklusi pada kelinci. Penyakit ini bisa saja tanpa gejala atau memiliki gejala khusus seperti :
- Menurunnya nafsu makan
- Berat badan turun drastis
- Air liur berlebihan sampai sering keluar dari mulut
- Napas bau
- Berdasarkan pengamatan, biasanya akan kesulitan saat membersihkan diri, justru malah merusak dan merontokkan bulu
- Murung dan malas bergerak
Penyebab:
- Faktor genetik
- Makanan yang lunak dan tidak berserat
- Traumatis seperti jatuh, gigitan hewan buas, dan kecelakaan
(sumber: rajapetshop.com).
Penyakit maloklusi menimpa salah satu kelinci Angora jantan peliharaan saya yang bernama Caca. Jadi, setelah berusia 1 tahun, ada yang berbeda pada gigi kelinci Caca, tampak abnormal dan terlihat tumbuh panjang tidak beraturan. Melihat ada yang tidak beres, Caca dibawa ke dokter hewan terdekat. Sampai di sana, 2 gigi depam Caca yang terkena maloklusi dipotong (sebelumnya dibius dulu) dan berhasil. Menurut dokternya, kemungkinan ini penyakit genetik dan bisa juga akibat salah makan, mengakibatkan penyakit yang disebut maloklusi.
Anehnya, setelah beberapa minggu, 2 gigi depan Caca kembali memanjang, akibatnya Caca kesulitan untuk mengunyah makanan, bahkan nafsu makannya menurun drastis, seketika itu juga badannya kurus kering dan tiba-tiba keesokan paginya mati mendadak sebelum sempat diperiksakan ke dokter hewan😓. Caca mati pada bulan Desember 2014, saat usianya menjelang 1 tahun. Bisa dikatakan pendek umur, karena seharusnya kelinci bisa bertahan hidup sampai 4 tahun. Caca lalu dikubur di taman belakang rumah.
Si Caca (Jantan) Mati Mendadak akibat Maloklusi |
Melihat dari kejadian berulang tersebut, penyakit maloklusi pada Caca kemungkinan akibat genetik dan pemberian makanan kelinci, terutama jenis kering (pelet) yang kurang tepat dan kurang bervariasi. Harus diakui untuk makanan keringnya (pelet) ini merupakan produk lokal seadanya yang nutisinya mungkin tidak selengkap produk impor. Lalu pemberian pelet kurang dibatasi, seharusnya dibatasi dan divariasikan dengan pemberian makanan lain seperti rumput, wortel, dan sebagainya.
Ada hikmah yang dipetik, bahwa setiap kelinci berbeda tingkat kesehatannya (biasanya tergantung genetik), cara merawatnya harus lebih telaten daripada memelihara kucing, karena kelinci lebih sensitif dari kucing. Jarang ada kelinci yang berumur panjang (4 tahun ke atas). Kelinci punya perasaan yang tajam seperti halnya kucing. Akan tetapi, cara mengekspresikannya yang berbeda (tanpa suara, tetapi lebih ke tingkah laku). Merawat hewan peliharaan apapun merupakan bagian dari amal kebaikan karena merupakan bentuk sedekah kepada hewan, tentunya jika kita melakukannya dengan ikhlas dan senang hati. Sebaliknya, jika sengaja mengurung hewan peliharaan dan tidak diberi makan, sama saja dengan menzaliminya dan tentu saja dosa besar.
Maloklusi pada Kelinci bisa Disebut Silent Killer, Terkadang Sulit Terdeteksi |
Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, dan sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:
Dulu pernah memelihara kelinci, seringnya sakit terus mati. Gejalanya mirip seperti ini. Cuma waktu itu nggak ngerti apa nama penyakitnya. Kita pikir karena pakan atau apa
BalasHapusKelinci memang sensitif, tidak hanya sifatnya tapi juga kondisi kesehatannya. Mudah sakit akibat cuaca buruk, lingkungan yang kotor, ada predator, berada di lingkungan baru, sampai makanan yang tidak cocok
HapusBaru tau tentang penyakit Maloklusi, apakah penyakit Maloklusi bisa menyerang kucing ya mas? Krn saya pelihara kucing di rumah.
BalasHapusKalau kucing belum pernah denger kasusnya, karena kucing punya gigi dan taring yang kuat, tapi lebih ke penyakit gusi biasanya
HapusSaya belum pernah pelihara kelinci. Membaca informasi ini jadi tahu ada pelet untuk kelinci. Tadinya saya berpikir kelinci hanya makan sayuran dan wortel
BalasHapusBetul, bahkan kelinci di rumah doyan roti dan nasi goreng hehe... Pelet kelinci pun bermacam-macam, produk lokal murah, tapi nutrisinya tidak sebaik produk impor. Nah, nutrisi yang kurang atau justru kelebihan protein inilah yang menyebabkan kelinci bisa terkena maloklusi
HapusInformasi yang sangat penting untuk para pecinta kelinci. Saya belum pernah pelihara, tapi sempat terpikir pinhin pelihara. Ternyata lumayan juga kita harus bener-bener perhatian sama kelinci ini
BalasHapusBetul banget. Karena kelinci lebih sensitif daripada kucing. Belum lagi harus rajin dikandangin (apalagi jenis Angora) karena ada saja potensi orang iseng untuk diambil bahkan dijadikan sate hehe...
HapusSaya suka kelinci tapi untuk jadi hewan peliharaan masih belum kayaknya. Cuma info ini sangat bagus sekali. Terima kasih sudah sharing ilmunya.
BalasHapusMemang harus lebih telaten memelihara kelinci ini, sensitif dan mudah sakit. Semoga bermanfaat
HapusTurut berduka cita, ya. Saya bukan termasuk pecinta binatang, tetapi kalau mendengar cerita sedih seperti ini ikut sedih juga.
BalasHapusBetul. Terkadang berempati terhadap hewan dan lingkungan bisa menumbuhkan rasa empati dan peduli terhadap sesama manusia. Bagaimanapun mereka makhluk hidup juga. Akan ada timbal balik berlaku. Terima kasih
HapusTernyata ada juga ya Bang kondisi maloklusi pada hewan seperti kelinci. Pemberian makanan hewan berarti harus 'sedikit selektif' ya bang.
BalasHapusAku jadi teringat suami cerita di tempat temannya, sang anak memberikan makanan kucing yang bentuknya kering ke ikan secara over, dan ikannya 'menggelupur' (bingung Indonesianya apa secara KBBI)
Betul. pakan kelinci yang murah, produk lokal biasanya, itu kandungan nutrisinya kurang lengkap atau malah berlebihan, bisa menimbulkan maloklusi juga. Untuk kucing mungin tidak sesensitif kelinci. Buktinya banyak kucing yang makan makanan di tempat sampah juga baik-baik saja, hanya saja, baiknya dikombinasi kering dan basah. Yang banyak pengawet pun dibatasi
HapusSama sekali belum pernah memelihara kelinci jadi baru tahu tentang penyakit silent killer ini. Kalau di manusia penyakit silent kiler kanker ya pak.
BalasHapusBetul. Tapi, waspada juga anak kecil bisa terkena ini juga, bagi yang malnutrisi. Tidak hanya stunting saja, tapi juga maloklusi
HapusGreat article! Have a nice weekend!
BalasHapusmarisasclosetblog.com
Thx
HapusMuy interesante, te mando un beso.
BalasHapusGracias. Un cordial saludo
Hapuspenyakit yang harus di ketahui buat yang hobi pelihara kelinci ya mas, harus tau juga penanganya secara tepat, meski di potong giginya juga akan tumbuh memanjang lagi, stay on dokter harusnya nih, engga harus sekali doang :D
BalasHapusBetul. Kalau dipotong memanjang lagi pasti ada yang salah dalam memberikan makan, juga faktor genetik
HapusVery interesting post ^^
BalasHapusThx
HapusGreat Post!
BalasHapusBjxxx
Ontem é só Memória | Facebook | Instagram | Youtube
Thx
HapusVery interesting post. Have a nice day :)
BalasHapusHave a nice day to you too
HapusNunca criei coelhos, mas gostei de saber que eles podem serem acometidos por uma doença que me parece grave.
BalasHapusAmigo Vicky, feliz mês de maio e excelente semana.
Um abraço
Sim, criar coelhos é mais difícil do que criar gatos. Incluindo suscetível a esta doença de má oclusão. Atenciosamente
HapusBaru tahu saya ada kelainan pada gigi kelinci. Dan akibatnya bisa fatal juga ya pak apabila tidak ditangani. Sampai bisa malnutrisi juga ya pak.
BalasHapusBetul. Akibat malnutrisi dan genetik juga. Kalau pengobatannya pun gigi harus rajin dipotong sampai normal dan juga nutrisinya diperbaiki
HapusI couldn't comment because the page didn't translate.
BalasHapusFriendly hug.
Juvenal Nunes
Sorry, the translator maybe work only desktop version, not mobile version. Warm regards
HapusThis article about malocclusion disease in rabbit or hare
Hapusnice your post, sangat memnbantu
BalasHapusThx
HapusBetapa kasiannya kelinci liar (tidak dipelihara) yang menderita maloklusi, dibiarkan bertahan hidup sendiri, tanpa ada pengobatan, kemungkinan bisa mati kelaparan
BalasHapusMemang itu risikonya jika hidup liar, yang kuat akann survive yang penyakitan akan tersisih tendiri hehe..
HapusGracias
BalasHapusNunca tive coelhos como animais de estimação, mas o post é interessante.
BalasHapusTudo de bom
Obrigada
HapusNão consegui traduzir do desktop!
BalasHapusSinto muito!
Uma boa semana!
Este blog é sobre animais de estimação. Também estou confuso sobre a tradução no meu blog às vezes não funcionar bem, especialmente a exibição no meu celular. obrigada
Hapus